Puyuh (Quail) pada mulanya kurang mendapat perhatian dari para peternak. Tubuh dan
telurnya yang kecil dengan cara hidup yang liar dianggap tidak dapat
diternakkan, dan kalaupun bisa bakal merepotkan. Akibatnya banyak kalangan
yang beranggapan bahwa beternak puyuh tidak akan pernah mendapatkan
keuntungan. Tetapi setelah pemerintah mencanangkan puyuh sebagai salah satu
ternak alternatif penunjang peningkatan penyediaan protein hewani untuk
masyarakat, barulah puyuh terangkat namanya.
Usaha
ternak puyuh dapat meningkatkan atau menambah penghasilan keluarga baik di
kota maupun di desa, sebagai usaha sampingan maupun usaha tetap. Bila
dibandingkan dengan ayam, bebek, merpati atau itik, puyuh mempunyai
kelebihan, antara lain lebih tahan terhadap hama penyakit, cepat berproduksi,
hemat dan mudah dalam pemeliharaannya. Biasanya orang beternak puyuh diambil
karena telurnya. Di pasaran ternyata harga telur puyuh mengalahkan harga
telur ayam, itik atau yang lainnya dalam hitungan per kilo. Nilai gizi telur
dan daging puyuh juga tidak kalah dengan telur dan daging unggas lainnya,
sehingga dengan tersedianya telur dan daging puyuh di pasaran dapat menambah
variasi dalam penyediaan sumber protein hewani.
|
||||||||||||||
Jenis-Jenis Puyuh
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Ada
beberapa jenis puyuh di antaranya ada yang berwarna bulu indah, tidak kalah
menariknya dengan burung hias yang banyak dipelihara orang, tetapi sayang
produksi telurnya rendah. Sehingga bagi yang berminat untuk menikmati
keindahan warna bulu dan suaranya, puyuh seperti itu sangat tepat. Sedang
bagi peternak yang ingin memanfaatkan telur atau dagingnya biasanya akan
memillih jenis puyuh seperti Coturnix-cortunix
japonica. Di antara jenis-jenis puyuh tersebut
adalah:
1. Coturnix-cortunix japonica
Puyuh jenis ini dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300
butir/ekor/tahun. Kelebihan lainnya adalah suaranya yang cukup keras dan agak
berirama, karena itu dulu unggas ini dipelihara sebagai song bird (burung
kelangenan). Hidupnya sering berpindah-pindah tempat.. Kemampuannya yang
dapat menghasilkan 3-4 generasi pertahun, membuat unggas ini menarik
perhatian sebagai ternak percobaan dalam penelitian. Telurnya berwarna
cokelat tua, biru, putih dengan bintik-bintik hitam, cokelat, dan biru.
2. Coturnix chinensis (Blue brested
Quail)
Betubuh sangat mungil, panjangnya hanya 15 cm. Biasa dijumpai di padang
rumput terbuka, sawah yang baru dipanen, semak alang-alang, dan tanah
pertanian yang belum ditanami. Hidupnya dalam kelompok-kelompok kecil.
Hidupnya di areal dataran rendah. Makanannya berupa biji-bijian kecil dan
serangga. Telurnya berwarna kuning tua mengkilap dan bertotol-totol hitam.
3. Rollulus roulroul (Puyuh Mahkota)
Badannya bulat dengan panjang mencapai 25 cm. Puyuh ini bentuknya paling
indah jika dibandingkan dengan puyuh lain, sehingga dapat dipelihara sebagai
burung hias. Hidupnya di hutan-hutan dan hanya terdapat di daerah seperti
Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Unggas ini dapat hidup pada
ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
4. Callipepla squamata (Scaled quail)
Unggas ini termasuk berukuran besar, panjangnya mencapai 25-30 cm.
Bermukim di Amerika Utara (sebelah barat Amerika dan Meksiko). Hidupnya di
padang rumput, di daerah kering dan semi kering. Selama musim bertelur unggas
ini senang hidup menyendiri, tetapi pada musim gugur dan musim dingin mereka
berkumpul dalam kelompok besar. Puyuh ini bisa bertelur sebanyak 9-16 butir
pada musim bertelur. Pakannya terdiri dari 30 % serangga, biji-bijian, dan
beberapa jenis sayur-sayuran.
Puyuh jantan dan betina warna bulunya sama cantiknya, yaitu cokelat
keabu-abuan dengan ornamen abu-abu dan putih yang menghiasi bagian depan tubuhnya,
menyerupai sisik ikan. Oleh karena itu puyuh ini dinamakan scaled quail. Karena bentuknya yang lucu dengan komposisi bulu yang unik, unggas ini
cocok untuk burung hias.
5. Lophortix gambelli (Gambels Quail)
Puyuh ini mempunyai tubuh yang gemuk pendek, tetapi mempunyai kaki yang
kuat. Panjang badannya 25-28 cm. Hidup di daerah tandus yang bersemak-semak
dan hanya terdapat di Amerika Utara. Makanannya berupa biji-bijian, pucuk
daun, buah-buahan, serta sejumlah kecil serangga. Bertelur sebanyak 9-14 butir
dan telur tersebut dierami selama 21-24 hari di dalam sarang yang dibuat di
permukaan tanah lembab yang ditumbuhi rumput dan sejenis tumbuhan berdaun
harum yang sering digunakan untuk bumbu masak.
Ciri bagian paling atas puyuh jantan adalah adanya warna cokelat dengan variasi garis-garis putih. Dadanya berwarna kuning tua diselingi garis lebar berwarna hitam sedangkan di bagian sisi depan tubuhnya berwarna kemerah-merahan. Ciri khasnya yaitu di bagian depan kepalanya terdapat bulu panjang yang meyerupai jambulnya mayorette, sehingga kalau berjalan jambulnya akan bergoyang-goyang. Dibanding jenis puyuh lainnya, jenis ini tampak paling unik dan lucu, sehingga cocok dipelihara sebagai burung hias. |
||||||||||||||
Manfaat Puyuh
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Belum
banyak masyarakat mengetahui, bahwa puyuh yang bertubuh kecil memiliki banyak
keistimewaan. Mengenai keistimewaan dari unggas ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Telur
Kandungan protein dan lemak telur puyuh lebih baik dibandingkan dengan
telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya
rendah. Selain itu rasanya juga lezat dan dapat disajikan dalam aneka bentuk
dan rasa. Telur puyuh sangat baik untuk diet kolesterol karena dapat
mengurangi terjadinya penimbunan lemak, terutama di jantung, sedangkan
kebutuhan proteinnya tetap mencukupi.
Daging puyuh mengandung 21,10% protein, sedangkan lemaknya hanya 0,7 %.
Oleh sebab itu, daging puyuh sangat diperlukan penderita penyakit darah
tinggi untuk mengurangi konsumsi lemak. Umumnya, daging puyuh yang dikonsumsi
berasal dari puyuh apkir, yaitu puyuh betina yang kemampuan bertelurnya sudah
menurun atau puyuh jantan yang tidak terpilih sebagai pejantan. Sebagian
puyuh jantan sengaja diapkir karena bila diternakkan hanya menghabiskan pakan
sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan.
Kotoran puyuh dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sayuran, tanaman
lain dan campuran bahan pakan (konsentrat) ternak. Kotoran puyuh mengandung
zat makanan yang tidak tercerna selama melewati saluran pencernaan dan
sejumlah hasil metabolisme yang masih mempunyai nilai gizi bila diberikan
kembali sebagai makanan unggas atau mamalia.Kandungan gizi kotoran puyuh
sangat bervariasi, tergantung ransum, temperatur lingkungan, kandungan air
dan cara penyimpanan serta pengolahannya. Oleh sebab itu, kotoran-kotoran
tersebut harus ditangani secara baik agar tidak menimbulkan masalah bagi
kesehatan. Kotoran puyuh juga mengandung zat bersifat patogen, kandungan
serat kasar dan asam urat tinggi, tetapi energinya rendah.
Bulu puyuh, terutama dari jenis puyuh mahkota, gambels quil, atau blue
brested quil, warnanya sangat bagus. Bulu-bulu yang agak halus, terutama bulu
bagian dada dan punggungnya yang besar, dan masih baik kondisinya dikumpulkan
dan dijemur sampai agak kering, dapat digunakan sebagai salah satu bahan
pembuat lukisan bulu atau sebagai isi bantal pengganti kapuk, busa atau bulu
angsa.
Pemanfaatan bulu lain yaitu sebagai campuran pakan ternak karena
berpotensi sebagai sumber protein hewani dan mineral. Selain itu, bulu kaya
asam amino esensial. Energi metabolisme yang dihasilkan bulu mencapai 3,047
Kkal/kg, sedangkan protein kasarnya mencapai 86,5%. Pemanfaatan bulu sebagai
pakan ternak harus melewati proses pengolahan terlebih dahulu, tidak hanya
dikeringkan dan digiling saja. Bulu harus dihidrolisis atau dimasak terlebih
dahulu.
Dalam percobaan-percobaan laboratorium, puyuh selalu dipilih sebagai
hewan percobaan. Ada beberapa dasar pertimbangan yang dipakai, yaitu siklus
hidupnya yang relatif singkat dengan laju metabolisme yang tinggi. Seekor
puyuh, khususnya Coturnix-coturnix
japonica, sudah mencapai dewasa pada umur 41
hari. Puyuh mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keturunan sebanyak 3 – 4
generasi per tahun. Sifat ini merupakan keunggulan yang sangat menguntungkan
untuk menjadikan puyuh sebagai hewan laboratorium.
|
||||||||||||||
Kandang Puyuh
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Lokasi
kandang puyuh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Berikut
contoh lokasi unit kandang puyuh di sekitar rumah:
Sistem
Perkandangan
Kandang
puyuh bisa dibuat dari bahan murah yang tersedia daerah setempat, antara lain
bambu, kayu, papan (bekas peti atau triplek), kawat kasa. Kerangka kandang
bisa dibuat dari kayu yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Bila
kandang diletakkan di lokasi terbuka (tanpa peneduh), sebaiknya bagian atas
ditutup genteng atau seng. Kalau kandang ini terlindung atap, misalnya di
tempatkan dalam bangsal, cukup ditutup papan. Dasar kandang puyuh bisa dibuat
dari kawat kasa (ukuran lubang 1 cm) atau bisa dengan anyaman bambu jika
ingin lebih murah.
Sinar
matahari sangat diperlukan baik untuk penerangan, penghangat, pembunuh bibit
penyakit dan sumber vitamin D bagi puyuh. Usahakan kandang menghadap ke
timur. Pada waktu malam hari pun kandang sebaiknya diberi penerangan tambahan
agar puyuh tetap bisa makan dan memperoleh tambahan kehangatan. Hindari
kandang puyuh tidak dibuat langsung di atas tanah. Jarak antara lantai dengan
lantai dengan lantai pertama kandang sebaiknya lebih dari 30 cm, idealnya 40
cm. Selain itu, juga pastikan lokasi kandang bebas dari binatang buas atau
serangga yang bisa mengganggu ketenangan puyuh.
Kandang
piyik (anak puyuh)
Besarnya
kandang puyuh disesuaikan dengan jumlah piyik yang akan dipelihara.
Ancar-ancarnya adalah 1 m2 untuk tiap seratus piyik. Sebaiknya
kandang ini dibuat dengan penyusunan seri (sejajar) dan salah satunya
dikosongkan. Jika piyik sudah berumur 10 hari, sebagian anak puyuh
dipindahkan ke kandang sebelah, ini agar tidak terlalu berdesakkan.
Pada
prinsipnya ukuran kandang bisa berubah sesuai dengan besarnya jumlah puyuh
yang akan dipelihara. Seperti dikatakan tadi, patokannya adalah 1 m2 persegi
untuk tiap seratus piyik, atau tiap piyik membutuhkan luas kandang 0,01 m2 dengan
tinggi kandang 40 cm. Seluruh dinding kandang piyik dibuat rapat. Dinding
kiri, kanan, atas dan belakang dibuat dari papan atau triplek. Sebagian
(bawah) dinding depan dibuat dari papan, sisanya (atas) dibuat dari kasa
(anyaman bambu) agar sirkulasi udara terjamin.
Pada dinding depan ini ditempatkan pintu memasukkan makanan dan minuman. Lantai kandang juga terbuat dari papan. Jika puyuh akan dimasukkan kandang, lantai ini harus dilapisi kertas koran dahulu agar tidak ternoda kotoran piyik. Suhu kandang piyik harus dipertahankan 35 °C. Oleh karena itu di dalam kandang harus disediakan sebuah lampu pijar 40 watt. Perlengkepan lain, seperti tempat minum, bisa dipergunakan tempat minum anak ayam.
Kandang
puyuh dara (10-50 hari)
Kandang
puyuh dara dibuat dengan ukuran panjang 90 cm, lebar 60 cm dan tinggi 30 cm.
Ukuran ini cukup untuk 40 ekor puyuh dara (umur 10 hari sampai usia
bertelur). Ancar-ancarnya adalah luas 135 cm persegi untuk tiap ekor.
Tingginya sengaja dikurangi agar tidak memberi kesempatan puyuh
melompat-lompat. Sebab kegiatan melompat ini akan mengurangi produktivitasnya
kelak.
Seluruh dinding kandang sebaiknya dibuat dari kawat kasa atau anyaman bambu. Pintu untuk keluar masuk makanan dipasang dibagian depan. Dalam kandang ini puyuh dara juga membutuhkan kehangatan. Oleh karena itu harus dipasang lampu pijar 25 watt agar menciptakan suhu kandang 30°C. Lampu ini harus menyala sepanjang malam agar puyuh tidak mudah kaget. Tempat minuman dan makanannya bisa menggunakan tempat makan dan minum anak ayam, bisa dibuat sendiri dari kayu atau seng. Bentuknya persegi dengan ukuran tinggi 6 cm, lebar 8 cm dan pajang 80 cm. Lubang untuk makan dibuat dengan garis tengah 3 cm dan berjarak 1,5 cm antar lubang. Tempat makan juga bisa dibuat berbentuk segi lima.
Kandang
Puyuh Dewasa
Sebetulnya
kadang puyuh dewasa sama dengan kandang puyuh dara, hanya suhu ruangan
dikurangi menjadi 20-25 °C. Alat makanannya pun persis sama.
Jadi kandang puyuh dara bisa dipakai untuk puyuh dewasa hanya dengan merubah
ukuran lampu. Untuk menghemat tempat (jika ingin memelihara dalam jumlah yang
besar),bentuk kandang bisa dikembangkan dengan menambahkan kandang lain di
sisi dan di atas (dibuat bertingkat 3-4 kandang). Antara kandang bawah dengan
kandang atas diberi sela 10 cm untuk laci penampung kotoran
|
||||||||||||||
Pembibitan
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Agar bibit
puyuh dapat lahir dengan sehat dan hidup sampai dewasa serta mampu
berproduksi optimal, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1. Pemilihan telur
Ciri-ciri telur yang baik untuk bibit antara lain telur bukan berasal
dari perkawinan saudara. Telur diambil dari induk betina yang berumur 4-10
bulan yang dipelihara bersama pejantan dengan perbandingan 2-3:1. Telur ini
tidak boleh berumur lebih dari 5 hari karena daya tetasnya akan menurun 3 %
per hari.
Telur yang baik untuk ditetaskan adalah yang bentuknya sempurna, tidak terlalu bulat atau panjang, yaitu yang bulat-lonjong/oval dan simetris ukurannya. Ukuran tidak besar dan juga tidak terlalu kecil, serta besar dan beratnya seragam, sekitar 10-11 gram. Kulit telurnya harus mulus tidak terdapat bentik-bintik, bercak-bercaknya berwarna hitam kelabu. Telur yang kulitnya berwarna kuning, cokelat atau putih polos sebaiknya tidak dipilih. Syarat terakhir adalah kulit telurnya dalam keadaan bersih tidak ditempeli kotoran.
2. Mesin Tetas
Puyuh tidak dapat mengerami telurnya sendiri, sehingga untuk penetasan
harus digunakan mesin tetas. Prinsip dasar bekerjanya mesin tetas sebetulnya
sangat sederhana, biasanya terdiri dari kotak yang bisa menahan panas yang
dihasilkan oleh alat pemanas. Di dalamnya harus tersedia alat pelembab udara,
bisa berupa piring, waskom, atau talam yang berisi air serta alat pengukur
suhu. Ventilasi untuk memasukkan udara segar juga diperlukan. Mesin tetas
telur saat sekarang banyak dijual dipoultry shop berbagai macam model.
3. Cara Penetasan
Sebelum digunakan, mesin tetas harus dibersihkan dahulu dari kuman
penyakit dan kotoran, kemudian dikeringudarakan/diangin-anginkan. Selanjutnya
nampan-nampan air dimasukkan ke dalamnya, baru kemudian mesin dinyalakan
sampai suhunya 39,5 °C. Sambil menunggu suhu mesin tetas
stabil, telur-telur disemprot dengan antiseptik dan dikeringkan. Telur yang
telah kering ini diberi tanda pada bagian yang sama, bagian tumpul atau
runcingnya dengan spidol yang berwarna kontras. Selanjutnya telur diatur
dalam loyang. Posisi telur ini sebaiknya 45 derajat dengan bagian yang tumpul
(bagian yang berongga udara) pada bagian atas. Pintu dan lubang pada mesin
tetas ditutup dan dibiarkan tetap begitu selama 2-3 hari tanpa diganggu
sedikitpun. Pada hari ke 3 – 14 telur dibalik sambil loyangnya diputar 180
derajat Celcius sebanyak dua kali sehari. Pembalikan ini berfungsi meratakan
suhu telur dan menghindarkan agar lembaga/benih tidak menempel atau lengket
pada salah satu sisi kulit, akibat daya tarik bumi, dan mati. Tidak
dilakukannya pembalikan juga mengakibatkan anak-anak puyuh lahir dengan kaki
pengkor.
Tanda spidol pada telur bisa digunakan sebagai kontrol dalam pembalikan
ini, yaitu sudah dibalik atau belum. Oleh karena itulah tanda tersebut
diharuskan pada bagian yang sama. Bila dilakukan secara rutin, pada hari ke
14 bagian telur yang diberi tanda berada pada posisi seperti pertama kali
masuk ke dalam mesin tetas. Pemeriksaan telur juga perlu dilakukan selama
proses penetasan. Telur yang kosong atau tak berbenih harus dibuang. Proses
penetasan biasanya terjadi pada hari ke 17-19. Prosesnya berjalan selama 3
jam, bila ada telur yang tidak menetas setelah 3 jam dapat disingkirkan,
kerena kalau ditunggu kualitas bibitnya akan rendah dan mudah mati.
|
||||||||||||||
Langkah-langkah Pemeliharaan
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Pemilihan bibit
Produktivitas
dari ternak puyuh ditentukan juga oleh bibit puyuhnya. Oleh karena itu
seyogyanya dipilih bibit yang baik dan unggul. Bibit puyuh yang baikdapat
diperoleh, dari puyuh yang masih kecil (piyik), dari bibit yang sudah dewasa
atau siap telur. Apabila bibit dicari dari piyik, sebaiknya bibit diperoleh
dari peternak yang mengadakan bibit sendiri dan sudah berpengalaman agar
lebih terjamin dan mudah mendapatkannya.
Jika kita mencari bibit yang sudah siap bertelur, ciri yang baik adalah tubuh dan perawakannya besar (kuat dan sehat), berumur 40-50 hari, kakinya panjang (tinggi), bulunya lebat. Jika kita ragu dengan kualitas pilihan kita, sebaiknya tanyakan kepada peternak yang lebih berpengalaman.
Pakan/minuman yang diperlukan
Kesalahan
atau tidak kedisiplinan dalam pemberian pakan dapat menurunkan hasil yang
diperoleh.Zat pakan yang memenuhi kebutuhan burung puyuh adalah terpenuhinya
unsur protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Di pasaran
pakan siap pakai (poor) sangat banyak dijual.
Berikut ini ransum yang diberikan berdasarkan umur unggas perekor :
Komposisi pakan yang tepat
Ransum
puyuh bisa dibuat sendiri, tetapi bagi peternak kecil l ebih praktis membeli
yang sudah jadi juga mudah diperoleh. Makanan puyuh juga bisa diganti dengan
ransum ayam dengan cara mencocokkan kualitas proteinnya dengan yang
dibutuhkan. Tetapi jika ingin membuat ransum sendiri, bisa dilakukan dengan
bahan dasar jagung, bekatul, dan konsentrat dengan perbandingan 4:3:3
ditambah vitamin B12 dengan ukuran satu sendok makan untuk setiap kilogram
campuran.
Pakan tambahan
Untuk
menambah produktivitas, puyuh memerlukan pakan tambahan berupa sayuran
seperti kangkung, selada air, kecambah. Hal ini diperlukan terutama pada
puyuh dalam masa bertelur, guna menjaga kelenturan tubuhnya setelah bertelur
setiap hari. Sayuran sebaiknya diberikan setiap dua hari sekali, misalnya 3
ons kecambah untuk tiap 100 ekor puyuh. Selain makanan bergizi, puyuh juga
membutuhkan vitamin dan mineral untuk daya tahan tubuh, yang diberikan
melalui minumannya. Bahan vitamin dan mineral yang sudah dikemas banyak
dijual di toko pakan ayam, dengan berbagai merek. Tiap pabrik biasanya
mengeluarkan satu seri formula vitamin dan mineral, lengkap dengan dosis dan
cara pemakaiannya. Kita tinggal menggunakan persis seperti yang dianjurkan
pabrik.
Waktu Pemberian Pakan
Ransum
puyuh umumnya berbentuk tepung. Pada saat puyuh berumur 1-10 hari , makanan
diberikan dengan cara ditebarkan di atas koran.
Ini
dilakukan karena mereka masih belum bisa makan dengan baik dan belum bisa
mencapai ketinggian tempat makan. Resiko dari cara ini adalah setiap hari
kertas alas harus diganti agar kandang senantiasa bersih dan kering. Jika
makanan yang bercampur kotoran ini diberikan lebih lama, alas menjadi lembab
dan becek. Selanjutnya campuran kotoran dan makanan melekat dan membentuk
bandul-bandul keras di jari kaki anak puyuh. Selain mempersempit gerak
mereka, bandul-bandul itu menjadi sarang penyakit yang harus dihindari.
Di atas
umur 10 hari puyuh sudah dapat makan dalam tempat makan yang dibuat khusus.
Sedang tempat minum, sejak umur sehari pun sudah bisa digunakan tempat minum
untuk ayam. Ransum hanya diberikan satu kali dalam sehari, selayaknya
diberikan pada sore hari, karena malam hari puyuh lebih giat makan di banding
siang hari. Minuman puyuh tidak boleh kekurangan, jadi harus selalu
dikontrol.
Penggantian
minuman cukup dilakukan tiap 24 jam, pagi atau sore hari. Jika terlalu lama
tidak diganti, air minum tersebut menjadi kotor karena bercampur lendir liur
puyuh dan sisa makanan yang terbawa paruh. Air kotor ini menjadi sumber
penyakit yang harus dihindari.
|
||||||||||||||
Penyakit dan Pencegahannya
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Jumlah
produksi telur puyuh ditentukan oleh kesehatannya. Kesehatan ini tergantung
dari kebersihan kandang serta usaha pencegahan penyakit. Oleh karena itu
kegiatan membersihkan kandang adalah mutlak harus dilakukan setiap hari,
terutama pagi hari. Kalau tidak, kotoran akan menumpuk dan menimbulkan bau
serta pengap serta menjadi tempat berkembangnya penyakit puyuh.
Aktivitas
harian yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan puyuh di
antaranya:
1. Pagi-pagi, pertama kali adalah membersihkan tempat minum dan tempat makan
2. Isi tempat minum dengan air bersih dan isi tempat makan dengan jatah
makanan secukupnya.
3. Membersihkan kandang, bak tinja boleh dibuka dan dibersihkan
4. Untuk minggu pertama periksalah suhu pemanas, jangan sampai kurang dari
yang dibutuhkan.
5. Pada siang hari ulangi aktivitas seperti pagi hari.
6. Makanan jangan sampai habis atau jangan sampai berlebihan
(tumpah/berceceran)
Jenis
Penyakit dan Pencegahannya
1. Radang usus (Quail
enteritis)
Penyebab:
Bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul
peradangan pada usus.
Gejala:
Puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berak
yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada
usus.
Pengendalian:
Memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisahkan burung puyuh yang
sehat dari yang terinfeksi.
2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala:
Puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, puyuh yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan puyuh yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
3. Berak putih/kapur (Pullorum)
Penyebab:
Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala:
Kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian:
Sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
4. Berak darah (Coccidiosis)
Gejala:
tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam, menggigil kedinginan.
Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan lingkungan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan tetra chlorine capsule diberikan melalui mulut; noxal, trisula zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
5. Cacar Unggas (Fowl
Pox)
Penyebab:
Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin. Gejala: Timbul keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfeksi.
6. Quail Bronchitis
Penyebab:
Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular. Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersin, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian:
pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
7. Aspergillosis
Penyebab:
cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala:
Puyuh mengalami gangguan pernafasan, pada mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian:
memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
8. Cacingan
Penyebab:
sanitasi yang buruk.
Gejala:
puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian:
menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
9. Snot/Coryza
Snot/coryza adalah
penyakit yang menyerang mata. Puyuh yang terserang matanya menjadi bengkak
berlendir dan berwarna merah. Penyakit ini adalah penyakit utama puyuh yang
dengan cepat menular. Karena sulit diobati, sebaiknya dilakukan pencegahan
dengan menggunakan vaksin CRD/Coryza aktif atau in aktif. Jika beberapa puyuh
kedapatan terjangkit penyakit tersebut, sebaiknya segera dibuang, walaupun
sebernarnya masih bisa diobati dengan suntikan intensif tetapi mahal.
|
||||||||||||||
PemanenanPemanenan/Pengambilan telur
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Pemanenan/Pengambilan telur
Pengambilan
telur puyuh dapat dilakukan dua kali sehari. Agar tidak membuat kaget,
pengambilan telur sebaiknya dilakukan berbarengan dengan kegiatan
membersihkan kandang dan memberi makan serta minuman. Kegiatan tersebut lebih
baik dilakukan oleh satu orang saja atau bisa lebih, asalkan secara tetap
mereka melakukannya setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar puyuh tidak sering
terkejut karena melihat orang asing di dekatnya.
|
||||||||||||||
Hasil Olahan
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Beberapa
contoh olahan masakan dari puyuh:
Panggang puyuh bumbu rujak
Bahan-bahan:
Daging
puyuh seperlunya
Bumbu:
Bawang
putih, bawang merah, kemiri, jahe, ketumbar, cabe merah, kunyit, gula merah,
asam, garam, santan
Cara
membuatnya:
Bumbu
dihaluskan, lalu ditumis sampai kuning. Masukkan santan kental bersama gula,
garam dan asam. Rebus sebentar sampai masak. Masukan daging puyuh dan
campur-campurkan dalam rebusan bumbu sampai setengah matang. Daging diangkat,
ditusuk pakai tusuk bambu dan dipanggang sampai kering. Setelah kering dan
kuning dihidangkan sebagai lauk nasi.
Telur puyuh bumbu Bali
Bahan-bahan:
½ kg telur
puyuh
Bumbu:
Bawang
merah, bawang putih, cabe merah, kemiri, jahe, lengkuas, daun salam, garam,
vetsin, gula merah, kecap manis, 1 gelas santan kental
Cara membuatnya:
Semua telur
direbus sampai masak dan dikupas utuh-utuh. Kecuali daun salam, lengkuas, dan
jahe, semua bumbu ditumbuk. Telur puyuh rebus yang sudah dikupas digoreng
sampai kuning. Bumbu yang sudah ditumbuk ditumis sampai kuning, masukkan
santan sambil diaduk-aduk agar santan tidak pecah. Jika sudah cukup masak
santannya masukkan telur puyuh rebus yang sudah digoreng sambil diaduk-aduk.
Panaskan telur sampai santan tinggal sedikit dan menjadi kental. Angkat dan
sajikan sebagi lauk makan nasi.
Telur puyuh aneka rasa
Di Thailand
telur puyuh dapat diolah menjadi berbagai macam rasa seperti rasa stroberi,
nanas, dan bumbu semur. Pembuatan telur puyuh aneka rasa melalui beberapa
tahap. Telur puyuh dicuci hingga bersih lalu direbus menggunakan panci
antikarat berbentuk silinder ukuran 120 cm x 60 cm. Begitu matang telur
ditiriskan ke tabung kawat berongga dan digoyang ke kanan-kiri sambil diputar
pada sumbu di poros naik-turun, maksudnya agar telur cepat dingin dan
kerabang retak-retak. Tabung ini dilengkapi pintu untuk pengambilan telur.
Tahap selanjutnya cangkang dikupas ekstra hati-hati agar putih telur tidak
tegores, yang tergores langsung diapkir. Setelah dikupas, telur dicuci lagi
untuk menghilangkan sisa cangkang yang masih menempel. Berikutnya telur
dimasukkan ke loyang berisi kuah panas yang sudah dibumbui sesuai rasa yang
diinginkan. Setelah 10 menit, telur diangkat dan ditiriskan.Tahap akhir telur
dikemas dengan plastik atau kaleng hampa udara agar tidak terkontaminasi
bibit penyakit. Semua proses dari perebusan sampai pengemasan selalu
dikontrol baik sanitasi maupun sterilisasinya.
|
Bisnis Menggiurkan dengan Beternak Puyuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar